Menulislah Tanpa Awal




Banyak orang mengeluh, atau lebih tepatnya beralasan, belum menulis karena bingung mengawalinya. Kalau begitu, bila ingin menulis, ya jangan mengawali!

Sebenarnya mereka bukan bingung mengawali, tapi bingung memilih dan menentukan awal tulisannya. Mereka bingung mulai dari mana, mana dulu yang harus ditulis. Mereka bingung mencari pangkal pikiran atau perasaan yang akan diungkapkan ke dalam tulisan, atau bahkan lebih parah lagi mereka bingung mencari 'bunga-bunga' pengantar tulisan mereka.
Biasanya orang-orang ini adalah yang suka banyak basa-basi, padahal menulis itu tanpa basa-basi.

"Masya saya langsung nulis apa adanya, tanpa awalan, tanpa menulis sebab? Pembaca khan bisa bingung?!?"

Begini...Khan menulis itu menuangkan pikiran dan perasaan. Orang yang belum pernah menulis, perasaan dan pikirannya sangat penuh dan mengendap. Bayangkan saja sudah berapa tahun segala pikiran dan perasaan itu bercampur dan mengendap jadi satu. Ibarat benang kusut yang bercampur aneka warna benang akan sangat sulit menemukan ujung dan pangkal tiap benang. Jalan satu-satunya adalah dengan memotong setiap helai benang, kemudian menguraikannya satu persatu. Kalau sudah terurai dan dirapikan kita bisa menyambung lagi benang yang terpotong sehingga bisa mendapatkan lagi sebuah benang yang utuh, yang berwujud benang dan bisa lebih bermanfaat  dibandingkan masih dalam bentuk bundelan kusut.

Begitu pula dengan isi pikiran atau perasaan kita. Untuk mengurai pikiran atau perasaan dalam bentuk tulisan, tidak perlu mencari pangkal dan ujungnya. 'Potong' saja dan tuliskan. Bila sudah terurai semua dalam tulisan kita bisa 'menyambung' lagi. Toh tulisan itu tidak harus berurutan atau alur maju, bisa beralur mundur, atau bahkan maju mundur.

Hubungi kami bila membutuhkan bantuan memperindah untaian helai-helai tulisan Anda.... 
Previous
Next Post »